tag:blogger.com,1999:blog-15797217434194738832023-06-20T21:42:46.849-07:00Haji Dan Umroh Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15451035437347957715noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-1579721743419473883.post-58294117195085230802013-02-06T23:58:00.001-08:002013-02-06T23:58:19.601-08:00Sejarah Haji<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h2 style="background-color: blue; text-align: center;">
<u><span style="background-color: white;"> </span></u><b><span style="color: red;"><u><span style="background-color: white;">Sejarah haji dan Umroh</span></u><span></span></span></b></h2>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Haji secara bahasa berarti menuju ke suatu tempat. Namun secara
syariat mengacu pada ziarah tahunan umat Islam ke Mekah dengan maksud
tertentu untuk melakukan ritual keagamaan diwaktu tertentu pula sesuai
dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.<br />
Haji pertama kali disyariatkan oleh Allah pada masa Nabi lbrahim a.s.
dan ia adalah Nabi yang dipercaya oleh Allah untuk membangun Ka’bah
bersama dengan anaknya Ismail di Mekah. Allah menggambarkan Ka’bah
sebagai berikut: “Dan ingatlah ketika Kami memberikan tempat kepada
Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): janganlah kamu
memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi
orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat mereka yang
ruku’ dan sujud.” (Al-Hajj :26)<br />
Setelah membangun Ka’bah, Nabi Ibrahim datang ke Mekah untuk
melakukan ibadah haji setiap tahun, dan setelah kematiannya, praktik ini
dilanjutkan oleh anaknya. Namun, secara bertahap dengan berlalunya
waktu, baik bentuk dan tujuan ritual haji berubah sebagai penyembahan
berhala yang tersebar di seluruh Arabia, Ka’bah kehilangan kemurnian dan
berhala ditempatkan di dalamnya. Dindingnya penuh dengan puisi dan
lukisan, dan akhirnya lebih dari 360 berhala ditempatkan di sekitar
Ka’bah.<span id="more-209"></span><br />
Selama periode haji itu sendiri, suasana di sekitar rumah suci
(Ka’bah) layaknya seperti sirkus. Laki-laki dan perempuan mengelilingi
Ka’bah dengan telanjang, dengan alasan bahwa mereka harus menampilkan
diri di hadapan Allah dalam kondisi yang sama seperti mereka lahir. Doa
mereka menjadi bebas tak lagi tulus mengingat Allah, malah berubah
menjadi serangkaian tepuk tangan, bersiul dan meniup tanduk, bahkan
kalimat talbiah telah diselewengkan oleh mereka dengan
tambahan-tambahan. Bahkan darah binatang yang dikurbankan dituangkan ke
dinding Ka’bah dan dagingnya digantung di tiang sekitar Ka’bah, dengan
keyakinan bahwa Allah menuntut daging dan darah hewan-hewan ini.
Mengenai hal ini Allah SWT mengingatkan dengan firman-Nya:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai
(keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat
mencapainya.” (Al-Hajj: 37)<br />
Bernyanyi, minum arak, perzinaan dan perbuatan amoral lainnya
tersebar luas di antara para peziarah. Dan lomba puisi adalah bagian
utama dari seluruh rangkaian haji. Dalam kompetisi ini, para penyair
akan memuji keberanian dan kemegahan suku mereka masing-masing dan
menceritakan cerita-cerita yang berlebihan, kepengecutan dan kekikiran
suku-suku lainnya. Kompetisi dalam kemurahan hati juga diadakan di mana
masing-masing kepala suku akan menyediakan kuali besar dan memberi makan
para peziarah, hanya agar mereka bisa menjadi terkenal karena kemurahan
hati mereka.<br />
Dengan demikian mereka benar-benar meninggalkan ajaran nenek moyang
dan pemimpin mereka Nabi Ibrahim a.s. Ajarannya yang suci untuk
menyembah Allah semata, telah dinodai oleh orang-orang kafir dan ritual
yang telah ditetapkan benar-benar terselewengkan oleh mereka. Keadaan
menyedihkan itu berlangsung selama kurang lebih dua ribu tahun. Tapi
kemudian setelah periode panjang ini, waktu datang untuk doa Nabi
Ibrahim yang harus dijawab: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang
Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka
ayat-ayat-Mu dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan
Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Al-Baqarah :129)<br />
Selama dua puluh tiga tahun, Nabi Muhammad menyebarkan pesan tauhid –
pesan yang sama bahwa Nabi Ibrahim dan semua Nabi pendahulunya datang
dengan membawa dan mendirikan hukum Allah dimuka bumi. Nabi tidak hanya
membersihkan Ka’bah dari segala kotoran, tapi juga mengembalikan semua
ibadah haji yang dituntunkan oleh Allah di masa Nabi Ibrahim.<br />
Terdapat perintah khusus dalam Al-Quran diturunkan dalam rangka
menghilangkan semua upacara palsu yang telah merajalela di masa
pra-Islam. Semua tindakan tidak senonoh dan memalukan itu sangat
dilarang dalam pernyataan Allah SWT: “Musim haji adalah beberapa bulan
yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan
mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (mengeluarkan perkataan yang
menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh), berbuat fasik
dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.” (Al-Baqarah:
197). <em>Wallahu al’lam bish showab.</em></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15451035437347957715noreply@blogger.com0